Aku gak
ngerti dengan rasaku semua ini. mereka yang benar benar membuatku pusing dan
tertekan. Dan mulai meraba hatiku supaya aku pergi dari cinta. mereka semakin
membuat semu urusan cinta agar sama artinya dengan = tidak punya tujuan. Ya..
cinta bagiku saat ini membuat ku tidak punya tujuan.
Entah bahkan
kata semangatpun enggan membuatku merasa kebahagiaan lagi. Aku butuh meluapkan
perasaanku , pada cawan yang juga memerlukanku. Bukan hanya sementara, tapi
selamanya. Bukan hanya menempatkan hatiku seperti kos-kosan. Ini hati, kalau
Cuma untuk satu atau dua bulan, ya jangan disini.
Aku ingin
berbahagia dengan orang yang benar-benar tulus memberiku kehangatan, mana bisa
aku melupakanmu secepat orang-orang diluar sana yg tiap detik berkedip.
Melupakan kamu yang telah merasuki segenap rasa cinta ini justru membuatku
semakin tidak karuan, rasanya tidak tentu. Baru saja aku mendengar kata-kata
manismu, firasatku sudah berbeda, tidak sesuai harapan. Ternyata ini
jawabannya. Aku baru semalam bahagia. Aku merasa berada di ujung awan dan aku
merasa seperti putri yang telah lama disambut pangeran, dinantinya. Tapi
sekarang tiba-tiba aku merasa jatuh, lama sekali aku turun kebawah, sepertinya
aku harus merasakan magnet-magnet yang sebenarnya adalah udara yang
menghempaskan kita dengan begitu lembut, tapi rasanya setelah menyentuh
dada...jadi sakit. Seperti ada yang mengguncang. Bagaimana jika hati sudah
diduakan? Bagaimana jika perasaan kita dikhianati, lewat orang lain. Bukan
lewat orang itu sendiri? Aku tidak melihat dari sikapmu bahwa kamu seperti yang ku inginkan.
Mungkin
perasaanku harus kandas, tak pernah seabadi harapanku. Bagaimana kau bisa
melewati pikiran-pikiranku tentangmu setiap hari, bagaimana aku bisa memberimu
perhatian meski harus ada yang direlakan, harus ada yang tersakiti. Yaitu aku,
dan hati ini.
Perhatianku
semata karena mempertahankan satu cinta yang terjalin antara kita, bukan karena
aku lemah. Kasih sayangku ini bukan untuk kau puji, tapi aku memang tulus
menyayangi. Sedetik itu bagai satu menit, satu menit berubah menjadi satu jam
dan seterusnya. Itu lamanya aku berjalan dan menanti perubahan. Sendirian,
berusaha tepat arah, demi kamu. Apa kamu masih setia menjaga rasa asmara yang
pernah kita jaga?
Aku
terlanjur cemburu, aku terlanjur tahu bagaimana rasanya bila hati orang yang
kita sayang justru dimiliki hati lain-direbut orang lain- padahal kita
menganggap hati dia adalah milik kita -meskipun hati yang kita ingin miliki
masih kukuh pada hati kita -kita tidak sadar telah egois. Menuntut apapun yang
kita suka harus menjadi milik kita. Aku yang harus menjaganya.
Aku yang akan tumbuh dalam hatinya, buih-buih yang mengantarkan cinta pada nirwana, tempat paling indah. Itulah cinta. harus memiliki. Percuma bilang cinta tak harus memiliki. Selamanya kita akan menanti orang yang sama. Dengan cinta yang sama. Hidup ini terus berjalan, sedangakan kita memilih diam. Masa depan selalu menanti kita untuk meraihnya bersama orang-orang hebat, motivator penyemangat yang tak pernah pudar dari genggaman.
Aku yang akan tumbuh dalam hatinya, buih-buih yang mengantarkan cinta pada nirwana, tempat paling indah. Itulah cinta. harus memiliki. Percuma bilang cinta tak harus memiliki. Selamanya kita akan menanti orang yang sama. Dengan cinta yang sama. Hidup ini terus berjalan, sedangakan kita memilih diam. Masa depan selalu menanti kita untuk meraihnya bersama orang-orang hebat, motivator penyemangat yang tak pernah pudar dari genggaman.
Semakin aku
melupakanmu dengan istilah move on, justru aku makin sering memikirkanmu, rasa
yang tertanam semakin kokoh, namun harga diri ini menutupi untuk selalu
mengejarmu, aku mencintaimu, tapi kamu melukaiku. Aku tak tahu untuk saat ini,
harus berapa lama membawa namamu dalam untaian doa agar kamu kembali.
Mencintaiku lagi sepenuh hati. Ya, sepenuh hati.
No comments:
Post a Comment