Syair kematian
Engkaulah itu, yang diam diam
Datang dalam kelengangan ?
Sedang gerbong-gerbong penantian
Belum juga tuntas kutuang dalam kanvas
Ataukah,
Sudah terlanjur jauh aku
Menyeret langkah ingga tak mampu lagi
Aky menghitung kereta demi kereta
Yang melintas DIHADAPANKU !
Hujan
Aku emndengar hujan turun di luar
Tapi
Amisnya tak lagi membasuh amis darahku
Dinginnya tak lagi bisa menggigilkan sukmaku
Dan aku melihat orang orang sibuk merasakan kehangatan
pijarannya
O, ingin pula aku dendangkan sebuah lagi
Tapi bibirku kelu
Tak lagi bisa bersuara
Berjuta kata kata hanya menumpun dalam dada
Tak lagi punya gema, aku hanya bisa diam
Bahkan kereta terakhir yang aku tumpangi
Membawaku ke negeri paling asing
Yang belum pernah aku kunjungi