Jiwaku
Menasehatiku
Jiwaku menunjukan
padaku, cinta membanggakan dirinya tidak hanya kepada mereka yang mencintai,
tetapi juga kepada mereka yang dicintai
Sebelum jiwaku
menasehatiku, cinta yang ada di dalam hatiku hanyalah bagikan seutas benang
tipis terikat antara pasak
Namun sekarang
cinta telah menjadi lingkaran cahaya tanpa awal maupun akhir, cinta
mengelilingi setiap insan dan perlahan akan merengkuh semuanya
Jiwaku menyarankan
dan mengajariku untuk mengetahui kebaikan yang tersembunyi di balik wajah,
warna-warna dari sosok insan
Jiwaku mengisyaratkanku
untuk merenungkan hal-hal yang tak bernilai itu hingga pesona sebenarnya
menampakan diri
Jiwaku menasehati
dan mengajariku untuk mendengar suara yang tak terucap oleh lidah, tenggorokan
dan bibir insani. Suara-suara dari hati mereka.
Jiwaku menasaehatik
dan mengajariku untuk berkata
“aku telah siap!
Ketika bahaya dan yang Tak Terduga memanggilku”
Jiwaku berkata “
Janganlah mengukur waktu dengan berkata, Kemarin adalah masalalu dan masa depan
pastilah datang.
Sebelum jiwaku
mengatakan hal itu kepadaku, aku membayangkan masa lalu sebagai yang takkan
pernah terulang, dan masa depan adalah sesuatu yang harus diraih.
Jiwaku menasehatiku
“Janganlah engkau bersuka cita karena pujian dan janganlah menderita karena
kesalahan yang ditimpa padamu”
Jiwaku menasehatiku
dan mengajariku tentang banyak hal. Sebagaimana pula jiwamu menasehatimu. Sesungguhnya
engkau dan diriku adalah satu, tak ada perbedaan diantara kita kecuali aku
tegas menyatakan bahwa apa yang ada di dalam diriku engkau jaga sebagai sebuah
rahasia yang ada dalam dirimu. Dan dalam kerahasiaanmu terdapat nilai kebaikan. [KG]