Kicau burung
telah tenggelam dalam sangkarnya. Menemani buah hati yang tidur mendengkur. Cahaya
mentari memudar bersama terangnya mega, meninggalkan pelataran bumi. Yang ada,
hanya penantian malam yang bertaburan menutup awan biru. Hembusan angin yang
sesekali menerpa semilir menyelinap di sela-sela tulang rusuk,begitu sejuk. Malam
seperti enggan memiliki keramaian saat ini. Begitu sepi. Tak ada bintang dan
kekasihnya yang bercanda di tengah kegelapan. Dan dibalik kelamnya ada berjuta
insan memilih untuk bersenandung ria
dialam mimpinya. Malam telah membisu, walaupun sebagian hewan mulai berdendang.
Inilah malam yang sesungguhnya, menyenangkan. Hiasan mahkota di setiap kota
terhampar bagai berlian di tengah kerumunan. Bangunan tinggi pun mematikan
sirine yang dibunyikan komandan-komandannya. Bangunan-bangunan itu tidur dengan
lelapnya, tanpa beban yang biasa mereka topang. Ratusan pegawai mestinya.keindahan
itu terbias dari kesempurnaan dan keagungan sang Khaliq. Sunggh itu adalah
pesona anugrah terindah bagi yang melihatnya dengan mata hati. Keindahan yang
hanya tak pernah terungkap oleh akal manusia yang terbatas.
No comments:
Post a Comment