Quotes

Kamu menjadi inspirasi, karena kamu berani meski sendiri- 2018

14 May, 2013

Andai Kalian tak Pernah Hadir di Hidupku (2)

Vinto benar-benar kehilangan cahaya matanya. Dia tak berani menatapku, dia tertunduk, masih mendekap tanganku di dadanya. Kurasakan dentuman keras seperti granat, tapi tak pernah ia taburkan granat itu. Aku menatap matanya yang mulai kusut, pelangi menghilang begitu saja. Dia , Vinto. Pipinya -basah oleh titik-titik air mata kecil.

“aku mohon Res, untuk yang kedua”
“ini ke 4 Vin, kamu mau gimana?”
“aku mau kamu genggam tangan aku dan aku janji akan berubah”
“secepat itukah? Bagaimana dengan pria yang selalu membuatku mencuri senyumnya?”
“hilangkan dia dari rotasi dikepalamu”
“seenak itu? Aku mencintainya”
“sungguh?”
“gausah berlagak! Kamu yang seharusnya hilang dalam otakku, memory mu sudah hilang! Tau!”
“gak mungkin ! kamu penipu , kamu mainin aku !”
“aku? Dimana kamu selama ini? Dimana kamu saat aku sakit? Saat aku menangis? Saat aku sibuk tapi kamu gak pernah mikirin aku sibuk? Kamu asik dengan mainan kamu, entah aku tak tau, aku hanya tau kamu selalu membentakku, menggapku yang enggak-enggak ! iya kan!”
“ iya aku yang salah, kalo aku ga ada di samping kamu, getaran cinta aku melemah, aku butuh kamu, bentangkan anugrah rasa mu buat aku Res” kata Vinto menepunkan lenganku di dadanya.
“ sori ga bisa !”
Tiba-tiba aku tersentak. Aku telah berada dalam pelukan yang sangat erat. Tak ada yang memisahkan kita berdua, frekuensi ini terlalu kuat. Kini kurasa, aku dan duniaku telah berubah. Aku tak pernah merasakan ini sebelumnya. Ini hangat, tak ingin ku lepas, dia mencium kepalaku, dia menitikan air mata hingga aku merasakannya di kulit kepalaku. Air mataku meluncur. Aku tak tau rasa apa yang hadir untuk Vinto, juga untuk Rendra. Aku tak bisa memilih mereka karena cinta mereka meluberkan sejuta warna dalam hidupku.
“lepaskan aku!”
“tidak, sebelum kamu bilang bahwa amanah mu mencintaiku dan aku berjanji mendekapmu dalam segala permasalahan yang kita hadapi Res”
“aku mencintaimu Vin, tapi tak sekuat dulu. Aku menyayangi Rendra, itu saat kamu pergi, lalu kamu datang, kamu gak jelas, kamu membuat aku bingung dengan semua isyaratmu. Kalian spektrum cinta yang begitu beragam mengajariku tentang hidup. Kalian embun dan setulus hati mengasihiku. Aku tau itu. Aku lebih baik sendiri Vin, aku mohon lepaskan dekapanmu, aku ingin pergi”
“tapi bagaimana dengan aku?” Vinto terjatuh, dia tengok keatas, kewajah ku, “bawalah hati aku Res, aku akan limpahkan segalanya untuk kamu”
“untuk datang dan pergimu? Untuk sikap yang ga jelasmu? Untuk kesalahpahaman yang kau tumpahkan padaku setiap yang kamu mau?”
“aku akan memperbaikinya Res, aku berjanji demi Tuhan”
“untuk yang ke 5 kalinya? bisa lepaskan genggaman kamu? Mataku sembab, aku ingin tidur, biarin aku pulang !”
“tapi Res aku.. “

Langsung saja aku lepaskan dengan paksa genggaman lembut itu, yang mungkin jika kisahnya berbeda, aku takkan pernah melepasnya. Getaran cinta itu mungkin akan menderu kuat, getaran dimedan hati ini sangat hebat. Entahlah itu memang sudah berlalu. Aku berlari pergi , aku masih sempat menengok Vinto, dia tertunduk lesu. Mungkin menyesali kesalahannya. Kupikir kisah ini masih berlanjut []

No comments:

Post a Comment