Walaupun akan terganggu, bahkan mungkin marah sekali karena
datangnya puisi tak tahu waktu ini. Tetapi aku paksakan.
Terserah kau mau mengatakan aku ini perempuan rendahaan atau
apalahh. Tapi satu kejujuran ingin kukatakan . saat ini jiwaku sedang melayang
dalam awan cinta yang telah kau lukiskan untukku. Aku yakin kau telah baca
puisi jelekku.
Apapun tanggapanmu, tetap hati ini tak bisa berubah, bahwa aku
sangat mendambakanmu untuk datang ke kehidupanku lalu membawaku terbang bersama
mimpi-mimpi indahmu.
Lihatlah , mega seperti sedang bercumbu dengan cerahnya
langit disore ini.
Sementara ribuan titik hujan yang menghujam tanah bumi
dengan terpaksanya membawaku ke singgasana dingin yang merasuk ke tulang
sumsumku.
Dan saat ini tak seorangpun bisa menahannya, agar aku kembali hangat.
Tidak juga kau. Kau hanya diam seribu bahasa, tak ada canda yang mnghangatkan
tubuhku dalam suasana apapun. Juga tak ada lagi kupu-kupu manis yang hinggap
membawaku bahagia.
Mengenalmu adalah saat dimana aku mendapat kelemahan dalam
hidupku, untuk melihat matamu pun aku tak kuasa, apalagi saat kau mendatangi
dan memelukku ditengah awan yang terluka.
Aku cukup tau diri jika aku memang
bersalah.
Bagaimana aku bisa mempercayaimu lagi ? sedangkan pedang yang kau
goreskan terlalu tajam? . mungkin benar, luka adalah cintaku yang paling setia
karena kau telah mencintai mata pisau.
No comments:
Post a Comment