Sampai saat ini
masih ada juga orang yang memata-mataiku. Aku tidak tahu motif apa yang sedang
berkenala padanya, tentang aku. Iya kamu berkata hati kita saling berhubungan,
tapi hanya kamu yang bisa menghubungkannya, semuanya runyam setelah kamu
datang. Bahkan sampai saat ini aku tak tahu apa yang kamu kasih di kehidupanku,
kamu terlalu ingin memilikiku. Sekuat apapun cara kamu mendapatkan aku, dengan
cara apapun kamu ingin menyatukan aku dan kamu menjadi kita, tetap saja semua
tergantung pada hati. Kemana ia berlabuh, apakah hati itu dipilih sebagai
tempat berlabuh ya hanya kita saja yang tahu. Andai aku mencintaimu, ketahuilah
itu bukan karena ketampananmu, apalagi sikapmu yang suka meninggi-ninggikan
diri. Aku mencintaimu karena pribadi.
Aku takut
perjuangan ini sia-sia. Aku takut menjadi sesuatu yang selalu kamu kagumi, aku
takut menjadi bahan yang selama ini kamu cari. Kamu sungguh menakutkan. Kamu berbeda,
kamu merubah perasaan indahku dengan ketakutan. Tidak perlulah ada yang
mengawasiku sedangkan Tuhan saja tetap akan tahu bagaimana aku harus melangkah.
Dia tidak akan pergi menghilang tanpa memberi keindahan itu pada kita. Bukankah
kisah kita akan bermakna tanpa ada kasus mata-mata yang kamu semaikan di
hidupku? Bukankah aku lebih bahagia dengan ketidak tahuanmu tentang apa yang
ada dalam permainan hidupku? Bukankah itu terlalu mendalam jika rasa suka tak
lagi dibarengi dengan kepolosan, tanpa alasan, tanpa ambisi?
Aku ingin
semuanya baik-baik saja. Tidak ada yang tahu apa yang aku lakukan. Aku ingin
kamu seperti lelaki biasa. Hanya punya cinta untuk mengejar impiannya. Bukan bantuan
dari sesuatu yang tidak berguna. Percayalah Tuhan selalu mengasihi, Tuhan telah
berjanji untuk mencintai. Pahamilah kehidupan kita, kamu adalah penikmat hidup.
Bukan pengamat dan hakim bagi diriku.
Jangan mencoba-coba
menjadi tuhan yang tahu segalanya. Segala yang kamu ucapkan, yang aku dengar
adalah tipu muslihat darimu. Begitu mudahkah aku percaya sedangkan keyakinanku
masih sama pada Tuhan? Jangan mencoba mengambil celah kehidupan yang
memperlihatkan tangisan, aku tak perlu melihat semuanya. Ini adalah dramaku, siapa
kamu ikut campur dalam drama dan skenarioku? Tuhan ada maka aku bisa.
di belakang sana. Menikmati apa yang kusanggup.
No comments:
Post a Comment