Begini ceritanya saat menjadi seorang pelajar yang kos. Disaat semuanya sedang jauh dan terasa berpisah, disitu kadang letak keputusasaan. Dikala tugas menumpuk, banyak sekali pikiran, ribuan unek-unek, tidak tahu harus berbuat apa, sedang sakit, maag harian rutin kambuh. Saat itu aku merasa tak mendapat apapun dari orang orang yang kusayang. Dari kamar kecil ini aku belajar, bahwa sesibuk apapun, seberat apapun beban yang dipikul, kita tidak akan pernah melupakan dan mengesampingkan yang lainnya. Setelah satu selsai, atau disela sela kepenatan kita masih bisa berkelut dengan yang lain meskipun sebentar. Setidaknya tidak meninggalkan. Itu yang dinamakan keadilan bagiku. Itu yang kuharapkan dr diriku sendiri, dan untk orang orang yang mengerti arti hidup bukan hanya sesimple dan sebahagia yang dia rasakan. Banyak sekali kesulitan , hambatan, dan pengambilan keputusan dlm diriku. Kadang ada orang yang bicaranya tidak sesuai, ketika dia berbicara dengan orang yang memiliki banyak sekali hambatan.