Quotes

Kamu menjadi inspirasi, karena kamu berani meski sendiri- 2018

28 May, 2013

Surat Terakhir Untukmu



Hari ini pastilah hari yang paling bahagia buat kamu
Aku ikut bahagia, karna dari tempatku berada aku yakin aku bisa melihatmu
Melihat engkau tersenyum, walaupun aku tak bisa lagi melihatmu. walau aku tak bisa menyentuhmu
Maafkan aku karena meninggalkanmu, tapi sebenarnya aku tak pernah benar-benar meninggalkannya
Aku pergi bukan untuk meninggalkanmu, tapi justru menjadi abadi bersamamu
Aku bukan penulis, aku hanya ingin menungutip salah satu fikiranku untukmu
Dimana sang tokoh selalu melewati jalan asing, mencari entah apa.
 Berlari entah untuk apa.. ratusan persimpangan dilewati, lalu diacakkan,
hingga kerinduan menjelma menjadi bayangan sepanjang jalan.
Kamulah tokoh itu dan kerinduanmu yang tak pernah kau ucapkan
Seperti seseorang yang bisu.                                             
Aku meninggalkanmu untuk melihatmu bahagia
Kamu tak perlu tahu, 
karena kamu akan mengetahuinya mengapa aku pergi
Tapi maaf aku tak pernah bisa meninggalkanmu dengan alasan yang baik
Karena aku hanya ingin bahagia, bersamamu
meski itu hanya bayangan saja
(MiliNtn)



26 May, 2013

Cinta Yang Tak Terucap



Aku telah sampai dibagian bahwa aku telah jatuh cinta
Namun orang itu hanya mampu ku gapai sebatas punggungnya saja
Seseorang yang hadir sekelebat,
Bagai bintang jatuh
Yang lenyap keluar dari bingkai mata
Sebelum tangan ini sanggup mengejar
Seseorang yang hanya bisa ku kirimi isyarat
Sehalus udara, langit , awan atau hujan
Dunia tidak lagi sama
Hidup ini menjadi asing
Aku sedih untuk sesuatu yang tak ku tahu
Aku galau untuk sesuatu yang tak ada
Dan jari ini menunjuk sesuatu
Yang bisa menjadi sebab, tapi tak kutemukan apa-apa
Pada saat yang sama, seluruh sel tubuhku berkata lain
Mereka tahu sesuatu yang tak dapat digapai pikiran
Apa rasanya bila tubuhmu sendiri menyimpan rahasia darimu?
Dan dari seribu rahasia
Ada satu rahasia yang kau rasakan begitu saja
Mencintai seseorang yang tak pernah terucap
Dengarkah kamu? Aku ada, aku masih ada. Aku selalu ada
Rasakan aku, sebut namaku
Seperti mantra yang meruncing
Menuju satu titik untuk kemudian melebur, meluber, melebar
Rasakan perasaanku yang bergerak bersama alam
Untuk menyapamu
(Dee Rectoverso)

22 May, 2013

SUARA YANG TERTAHAN

Andai kita mampu jujur sesama kita, bahwa kebosanan bukanlah suatu aib. Andai aku, mereka, dia, dan mungkin kamu bisa saling jujur antara sesama kita. Tentang rasa bosan dan penat di antara kita, dan kita mencoba saling terbuka tentang rasa bosan itu. Dan tak perlulah rasa sakit hati mendarah di dalam dada ketika kita tahu bahwa ternyata kitalah yang menjadi obyek rasa bosan tersebut.
Seseorang terkadang rindu dengan suasana baru. Kehidupan baru. Atau boleh jadi, rindu terhadap kumpulan cerita romansa masa lalu. Untuk itulah kita mengenang bahwa terkadang dengan mengingat, rasa bosan akan hilang dengan sendirinya.
Aku merasa sangat bosan. Saat ini. Sekarang juga.
Masa lalu yang aku coba bayangkan, atau masa depan yang aku coba khayalkan, tidak memberi faedah terhadap rasa bosan yang menyerang. Aku mengerti, darimana asal bosan itu hadir. Tetapi, aku tidak bisa katakan dengan sejujur-jujur perkataan mengapa dia mampu hadir, dan mengapa aku tidak sampai hati untuk mengatakan kepada dia yang menjadi sumber bosanku. Aku paham, ini adalah perasaan temporer.
Aku bukan pemain catur yang handal. Yang mampu me-reka dengan bijak sepuluh langkah ke depan dalam hidupku. Bukan pula seorang plainer, yang mampu merencanakan kehidupan berpuluh-puluh tahun ke depan hendak menjadi apa. Aku cuma seorang manusia yang berjalan sesuai dengan jalannya. Aku mengikuti ke mana arah jalanku menuju, karena toh, setinggi-tinggi aku terbang, aku akan kembali pula kepada Tuhan.
Aku tidak pernah berani mengambil keputusan. Ketika ucap kata kebosanan aku ceritakan, apa yang akan terjadi dengan hati setiap orang yang mendengarkan. Aku lebih senang berbicara dengan bahasa bersayap. Orang-orang menjadi tidak paham, bahwa merekalah yang sedang aku ceritakan. Di depan mereka, di hadapan muka mereka, aku ceritakan tentang diri mereka sendiri. Dan mereka masih mampu memberikan saran tentang apa yang harus aku lakukan, tanpa mereka mau mengeja saran yang sama dalam kehidupan mereka.
Kehidupan adalah siklus. Sebuah putaran tanpa pangkal dan ujung. Hari ini engkau membenci, esok mencintai, esok menyakiti, esok menghargai, esok engkau ingkari, esok khianati, esok sebenci-benci, esok kembali mencintai.
Beberapa manusia adalah lakon yang tidak memiliki suara tertahan. Mereka berjalan dengan kebencian di sekeliling mereka. Mereka lebih menghargai diri mereka sendiri dibandingkan menghargai orang lain. Kadang aku merasa sangsi, apakah mereka itu yang disebut dengan kebebasan. Mereka bebas dengan rasa bosan di dada mereka lantas mereka keluarkan. Pada lakon yang lain, mereka merutuki diri mereka sendiri terhadap rasa bosan yang mendera. Mereka meringkuk dengan mengaduh kepada orang lain.
Aku tidak bisa seperti mereka. Tidak mampu menyuarakan rasa bosanku terhadap mereka yang menjadi sumber bosanku. Tidak pula mampu meringkuk mengaduh kepada orang lain terhadap mereka yang ingin aku umbar mengapa menjadi rasa bosanku. Aku tidak mampu.
Apakah aku adalah lakon yang paling buruk. Mereka yang terperangkap tanpa menemukan pintu keluar. Lakon yang cuma mampu membisu. Lakon dengan hidup: SUARA YANG TERTAHAN.

(M Baiquni)

21 May, 2013

Malam yang Sempurna



Kicau burung telah tenggelam dalam sangkarnya. Menemani buah hati yang tidur mendengkur. Cahaya mentari memudar bersama terangnya mega, meninggalkan pelataran bumi. Yang ada, hanya penantian malam yang bertaburan menutup awan biru. Hembusan angin yang sesekali menerpa semilir menyelinap di sela-sela tulang rusuk,begitu sejuk. Malam seperti enggan memiliki keramaian saat ini. Begitu sepi. Tak ada bintang dan kekasihnya yang bercanda di tengah kegelapan. Dan dibalik kelamnya ada berjuta insan  memilih untuk bersenandung ria dialam mimpinya. Malam telah membisu, walaupun sebagian hewan mulai berdendang. Inilah malam yang sesungguhnya, menyenangkan. Hiasan mahkota di setiap kota terhampar bagai berlian di tengah kerumunan. Bangunan tinggi pun mematikan sirine yang dibunyikan komandan-komandannya. Bangunan-bangunan itu tidur dengan lelapnya, tanpa beban yang biasa mereka topang. Ratusan pegawai mestinya.keindahan itu terbias dari kesempurnaan dan keagungan sang Khaliq. Sunggh itu adalah pesona anugrah terindah bagi yang melihatnya dengan mata hati. Keindahan yang hanya tak pernah terungkap oleh akal manusia yang terbatas.

Puisi - Kabarkan Tentangnya



Wahai pasir putih. 
Terbanglah kau tertiup angin lalu kembali bawa kabar dari cintaku. 
Sedang apakah dirinya disana? 
Masihkah merinduku ataukah sudah melupakanku? 
Masihkah berpuisi tentang diriku ataukah tentang Hawa lain?. 
Dan kau matahari, rengkuhlah rapuhnya jasad ini. 
Larutkan dalam cahaya garangmu, hingga aku tak lagi meratapi kesunyian. 
Keluarkanlah tangan perkasamu, lalu naikkan aku ke permukaanmu, biar nafas panasku sempurna , matipun tak berkalang lagi berkalang cinta.

(Ketika Tuhan Jatuh Cinta)